Aku ingat betul bahwa pagi itu deringan telepon yang memaksaku membuka mata. Pagi sekali pikirku, masih jam 5. Aku juga sangat yakin aku tersenyum dikala mengangkat teleponmu, dengan mata tertutup. Kutarik selimutku sampai menutupi kepala, kujawab sautanmu dari seberang sana. Kudengar suara serakmu dalam-dalam, ternyata aku belum bisa berhenti memperhatikanmu, bahkan untuk hal terkecil seperti ini..
Pembicaraan kitapun usai, tapi senyumku malah berubah jadi tawa. Kulirik lagi jam, lagi-lagi masih pukul 05.51 pagi, dan kau sudah berangkat dari sana. Kugeleng-gelengkan kepalaku tiga kali, pacarku ini, dalam hatiku. Sesegera mungkin aku berberes, maksud agar kau tak perlu menunggu sesampainya nanti. Sedikit kesal sih karena rintik gerimis agaknya turun dipagi itu, tapi ternyata hanya beberapa menit, lalu berhenti..
Kenapa gak pernah ke Bogor? Habisnya aku gak punya keluarga ataupun calon keluarga di Bogor, jadinya gak pernah kesana deh. Kau lagi-lagi tertawa kan setelah mendengar pernyataanku? Dan akhirnya, pagi itu kita langsung berangkat ke Bogor. Dari dulu aku memang penasaran, penasaran tentang kamu. Bagaimana masa kecilmu? Bagaimana duniamu dulu? Sebahagia apakah kamu? Apa kebiasaanmu? Apa kesukaanmu? Bagaimana sifatmu? Dimana kamu tinggal? Apa warna favoritmu?
Ini perjalanan terjauhku sepertinya, tetapi kaki kebas tak terasa olehku. Sebelumnya kita masih sempat mampir untuk sarapan bubur dan membeli sesuatu untuk orang rumah. Aku masih ingat bagaimana kagetku saat kita mau mampir ke rumah keluargamu disana. Kesan pertama, karena memang ini kali pertamaku..
Maaf ya, aku cerewet disepanjang perjalanan. Aku juga masih malu saat disuruh mendekat olehmu. Dari Jakarta Selatan, Depok, lalu Bogor. Kita sempat melewati TK mu dulu, Kemuning kan? Aku loh masih inget hehe. Kita juga sempat ziarah ke makam almarhum bunda, akhirnya kenalan dulu ya sama bunda. Kupandangi lekat-lekat, mencoba mencari tahu apa isi hatimu kala itu. Dalam hati aku sudah membuat janji loh. Tenang bun, anaknya alda jagain kok..
Akhirnya sampai juga, kita langsung duduk dan disuguhi teh anget plus dengan pisang gorengnya. Sumpah, tekanan batin banget kemarin liat the holy pisang goreng haha. Kamupun pergi sebentar, sholat jumat katanya. Dikala itu, akupun mengobrol dengan keluargamu. Sebenarnya yang paling membuatku tak berhenti tertawa itu disaat nenek menanyakan kamu, tapi dengan satu kata yang hampir membuatku menelan teh sampai ke gelas-gelasnya. Suami kemana? Aduh, semoga doanya dijabah Allah ya nek haha..
Setelah kamu sholat jumat dan makan siang, kitapun pamit. Muterin Kebun Raya Bogor, sampai nyobain asinan yang katanya langganan mama kalau ke bogor. Sebenarnya kemarin juga ngidam mie kocoknya, tapi ternyata space perut tidak memungkinkan. Pada akhirnya, kita langsung berangkat lagi ke BSD, iya, Tangerang Selatan..
Selasa, 27 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar