Pagi ini kubangun disamping singa yang tertidur. Jam weker lamaku terus-terusan menjerit memaksa bangun. Aku masih ngantuk akibat bermain game semalam suntuk. Akhirnya, barusan saja aku mencoba bersahabat dengan kamar mandi. Jutek sekali, baru disentuh sudah dingin. Semua sibuk membicarakan gerhana bulan penuh, tetapi aku masih belum nalar dengan lagu yang baru kuputar dari Youtube tempo hari..
Makanya, aku langsung bergegas ke meja kantor sesampainya. Semua sudah hadir, aku yang terlambat. Apakah aku harus berdiri di depan pintu sebagai contoh kebobrokan bangsa seperti Dilan? Semua sibuk dengan urusannya sendiri, akupun ikut-ikutan sibuk. Sebelumnya kuseduh teh hangat, eh kopi. Jumat ini aku libur kuliah, kelas kosong menumpuk di Senin dan Rabu. Baru saja temanku memanggilku, menanyakan aku sedang mengerjakan apa. Hahaha, berhasil ternyata. Kubilang saja jangan perhatian, nanti jatuh cinta. Sebenarnya, dia juga perempuan..
Seperti Ayah Pidi Baiq, bukan hanya tahun 1990 saja Ayah dipaksa duduk sampai satu juta tahun lamanya. Kekasih Ayah hanya kuat delapan ratus lamanya? Aku sudah terlentang lima juta tahun masuk enam. Didepan komputer sebagai penjahat utama, yang membuat mataku mengabur tak berhenti. Oh iya, sedang kuputar lagu nya Agnez Mo - Sebuah Rasa yang dibawakan Hanin Dhiya. Ini lagu yang tadi kubilang, lagu apa sih..
Matahari sekarang ngambek, bercahaya tapi tak terlihat. Ada sih panasnya, tapi awannya hitam. Dia cemburu karena Bulan akhir-akhir ini lebih ramai diperbincangkan daripadanya. Kok bisa? Padahal Matahari gerhana penuh di tiap siang. Jangan ngambek, nanti kita mati..
Kamis, 01 Februari 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar