Cakrawala terhiasi bintang, seratus seribu, mungkin. Semarak mendermakan keindahan, menjadikan kegelapan sejenak temaram. Suasana merupa gulungan cerita, buramnya film lawas. Dinikmati tiap pasang mata telanjang, bersepi air yang luruh darisana. Kini, hanya sasmita yang mampu terhenyuh..
Relung meremuk terjarah kabut, mirat menggenang di tiap petala. Metafora seakan meyakinkan, yang sebenarnya hanya kesemuan belaka. Derai hujan berlomba terjun, berserak menjadi lumpur. Buramnya kelopak mata, berlelah suara berisik memekakkan daun telinga. Peraduannya rusuh, tumpah ruah kesana kemari, tak tentu rimba. Tapi semua itu tak menjejakkanmu disini, ditempatku menapakkan alas kaki..
0 komentar:
Posting Komentar