Jumat, 27 Oktober 2017

Petala

Diposting oleh Alda Putri di 05.45 0 komentar

Cakrawala terhiasi bintang, seratus seribu, mungkin. Semarak mendermakan keindahan, menjadikan kegelapan sejenak temaram. Suasana merupa gulungan cerita, buramnya film lawas. Dinikmati tiap pasang mata telanjang, bersepi air yang luruh darisana. Kini, hanya sasmita yang mampu terhenyuh..

Relung meremuk terjarah kabut, mirat menggenang di tiap petala. Metafora seakan meyakinkan, yang sebenarnya hanya kesemuan belaka. Derai hujan berlomba terjun, berserak menjadi lumpur. Buramnya kelopak mata, berlelah suara berisik memekakkan daun telinga. Peraduannya rusuh, tumpah ruah kesana kemari, tak tentu rimba. Tapi semua itu tak menjejakkanmu disini, ditempatku menapakkan alas kaki..

Rabu, 25 Oktober 2017

Alur

Diposting oleh Alda Putri di 05.20 0 komentar

Mereka berteriak, padahal tak sakit
Begitupun tertawa, padahal tak lucu
Menangis, padahal tak sedih
Bercerita, padahal tak perlu

Aku disini, berdiri
Mengusap pilu sendiri
Yang tertutup senyuman berseri
Sambil meringis menahan perih

Aku menunggu untuk dunia baru
Tentu saja dengan suasana dan orang lugu
Yang sepekan terasa rapuh
Dibasuh abu yang kian berdebu

Kupaksa terus jari ini menulis
Coretan bodoh yang justru puitis
Menemani sendiriku yang tragis
Seperti cinta yang tak tersentuh magis

Bolehkah aku berharap sekali
Menerawang hidupku yang terisi ragamu
Menatap nanar semua pesanmu
Dan pasrah terbawa alur duniamu?

Minggu, 22 Oktober 2017

Pagi

Diposting oleh Alda Putri di 00.52 0 komentar

Coklat panas di pagi hari manis memang, tapi tak semanis ucapan selamat pagimu. Pagi ini terulas senyum yang merekah sempurna di wajahku, mengingat caramu mengisiku di sabtu malam yang datang dengan segelintir hal menyebalkan dibelakangnya. Aku tak butuh frasa yang rumit, aku juga tak perlu pemikiran yang katanya menarik konfrontasi. Usahamu mengerti sifat labilku benar-benar menjadi penarik mentari kala itu. Kita memang jauh, diluar sana memang tak sedikit yang menyepelekan kita, tapi aku paham benar perasaanku. Kali ini, aku menjalani sebuah hubungan dengan caraku. Aku tak ketakutan bagaimana kau disana, aku juga tak gampang berpikiran buruk dikala kau bepergian. Jauh memang, tapi terasa melekat. Semoga dengan melewati batu krikil ini, kita juga mampu melewati batu besar dengan air kita yang mengalir deras. Karena batu besar itu akan merapuh kalau kita kiat menghujaninya, walaupun dengan air yang tak kalah rapuh juga.

Kamis, 19 Oktober 2017

Siapa?

Diposting oleh Alda Putri di 10.16 0 komentar

Berkali-kali aku merenung, berkali-kali aku terdiam, dan berkali-kali juga aku bertanya pada diriku sendiri. Apa aku mengenalmu? Siapa kamu? Darimana asalmu? Bagaimana kehidupanmu? Apa kesukaanmu? Apa kebiasaanmu? Siapa yang ada dipikiranmu? Dan hasilnya, nihil. Tak peduli seberapa keras aku mengorek seluruh isi kepala, tak acuh sekuat apa aku menimba air dengan ember yang bocor, aku tetap tak menemukan jawabannya..

Aku ibarat dedaunan kering yang jatuh tanpa tahu kemana ia mendarat. Aku seperti anak kecil yang mengejar balon yang terbang 15 kaki dari udara. Aku seperti kompas yang selalu menunjuk ke arah barat laut. Aku belum menyadari bahwa disini aku terlalu banyak berbicara. Begitu aku sadar bahwa aku tak tahu apapun tentangmu, aku tersentak dan berhenti. Siapa kamu???

Aku belum menemukan alur kita, aku masih terkatung-katung dalam plot cerita barumu, aku tak kunjung mengenali latar tempat yang kian mengaburkan ingatanku. Aku memang merasa seperti orang yang paling mengenalmu saat kamu didekatku, dan saat kau pergi, aku baru sadar kalau tak ada yang kupegang darimu...

Ditinggalkan adalah hal kedua yang kubenci setelah menerka-nerka. Semua yang kamu tinggalkan disini, seperti berputar kembali saat aku melewatinya. Ya, kali ini memang berputar, tapi tanpamu. Cerita tanpa tokoh utama, kamu tahu kan artinya???

Kamu orang pertama yang tak bisa kutebak, yang misterius betul. Semua ucapanmu, kemauanmu, dan tingkah lakumu, semua diluar kendaliku. Lagi-lagi aku merenung, memang kamu semisterius itu kah? Atau hanya aku saja yang memang belum mengenalmu? Bahkan mungkin aku saja yang terburu-buru menghamburkan beribu pelukan,  yang sebenarnya hanya sebuah hologram, dan suatu saat akan hilang ketika koinnya bergerak??

Sekarang aku ajukan pertanyaan untukmu. Apakah kamu mengenalku? Siapa aku? Darimana asalku? Bagaimana keadaanku? Apa kesukaanku? Apa kebiasaanku? Bagaimana kehidupanku disini, tanpamu? Apa aku baik-baik saja? Apakah kamu sudah menjawabnya? Atau sama sepertiku, terdiam mematung seakan mencari jawaban dalam gang sempit yang buntu?

Selasa, 10 Oktober 2017

Tuesday

Diposting oleh Alda Putri di 04.58 0 komentar

Selasa ini mungkin akan menjadi selasa terlelah dari hari yang lainnya. Kurebahkan badanku yang baru saja selesai mandi, mematikan lampu kamar sembari menyalakan sebuah lagu dengan pengaturan repeat, dan berencana menceritakan hariku disini...

Kumulai detik pertama di hari selasaku ini dengan mata mengantuk. Berkali-kali ia terpaksa mengatup, tak kuat menahan kantuk yang kupaksa menunggu. Aku harus belajar agak keras subuh ini karena 2 MK menungguku pagi nanti. MK Hukum Pidana di Luar Kodifikasi dan Hukum Harta Kekayaan sukses menculik perhatianku, raib tak tahu kemana. Rasa iri itu ada, iri kepada mereka yang dengan gampangnya mendapatkan nilai sempurna, sementara aku harus berusaha lebih keras untuk itu. Yaaa, setiap orang mempunyai porsi masing-masing, tinggal kita dengan bijak mau menggunakannya atau tidak, kan? Maka kulanjutkan subuhku dengan segelintir paper bahan perkuliahan dan buku tebal yang berisi coretan tanganku yang nyaris tak terbaca lagi..

Oh iya, sabtu lalu aku memutuskan untuk pindah kost. Pertimbangan yang cukup gampang untuk diputuskan. Kost baruku berjarak jauh lebih dekat dari kampus, hanya membutuhkan 1-2 menit jalan kaki. Aku juga sudah terlanjur nyaman dengan suasana kostnya, kamar mandi luar tapi menurutku lumayan bersih. Kamarnya juga membuatku betah berlama-lama di rumah keduaku ini. Sepertinya aku tak akan pindah sampai kelulusanku nanti..

Sekitar pukul 07.30 pagi akupun bergegas ke kampus, aku sudah membuat janji dengan Bella dan Wawan untuk membahas bahan Pidkof setengah jam sebelum ujian. Kampus masih sepi kala itu, langsung terlihat olehku mereka berdua yang tengah duduk di gazebo yang dengan sibuknya membuka lembar tiap lembar paper perkuliahan. Kuhampiri mereka dan ikut larut dalam percakapan. Tak lama setelah itu, gita pun ikut bergabung. Ya, kami memang sekelompok untuk MK pidkof ini..

Ujian pun berjalan sebagaimana mestinya, seperti biasa aku tak bisa menulis jawaban dengan singkat. Aku lagi-lagi meminta kertas tambahan untuk jawabanku. Pengawas ujianku hari ini sama seperti pengawas kemarin. Hmmm aku melupakan namanya, tapi aku tahu kalau dia itu ketua BEM FH di kampusku. Kurasa kakak itu sudah bosan melihatku, Claudia, dan Bella menjadi tamu terakhir di tiap ujian..

Akupun bergegas kembali ke kost, sebelumnya kusempatkan singgah ke Olive. Pagi ini aku tak punya pilihan selain mengisi makan siangku dengan ayam goreng. Setelah itu, akupun pulang dan melanjutkan perang dunia keduaku, HHK..

HHK pun sudah kulewati, dengan proses yang menurutku agak kacau. Aku salah 2 dari 10 soal yang belum tentu benar juga. Ya Gusti, nyesel rasanya belajar kepepet gini haha. Mungkin setelah ini aku harus mulai menyicil bahan UAS demi kelancaran kami bersama..

Setelah selesai HHK, akupun menghampiri stand Oikumene, lembaga perhimpunan mahasiswa kristen protestan di kampusku. Mereka akan mengadakan semacam retreat awal bulan november nanti. Aku sempat bercengkrama dengan mereka. Kebetulan 2 diantaranya adalah temanku dalam kepanitiaan Sekolah Integritas lalu, Sella dan Hendry, mahasiswa teknik industri 2015. Disana aku berkenalan dengan teman baru, namanya yusak, mahasiswa teknik industri 2015 juga. Kami ber enam memutuskan untuk makan bareng di warung sebelah kampus, dua diantaranya adalah Bella dan Yohanna yang juga mahasiswa hukum seangkatanku. Tak lupa kami mengambil foto untuk dikirimkan ke mamanya Bella. Obrolan pun berlanjut sampai semua dari kami menyelesaikan makan malam kami yang agak 'nanggung' itu. Aku pulang ke kost dengan Hendry, karena awalnya kukira Sella akan mengantar Yohanna balik. Ternyata Yohanna pulang dengan Yusak dan Sella pulang sendirian. Disamping itu Bella pulang jalan kaki karena dia memang belum diperbolehkan oleh orang tuanya untuk dibonceng naik sepeda motor..

Kurebahkan badan dengan betis berdenyut ini di kasurku. Rasa kantuk pun datang, tetapi langsung kutepis mengingat aku belum membersihkan diri. Maka tak lama dari itu, aku menyeret badanku untuk mandi dan kembali merebahkan badan seperti sekarang..

Hari ini, selasa spesial kita berdua. Tapi tampaknya sesuatu hal tak bisa berdamai dengan kita. Ada masalah dengan handphonemu yang kini tak mampu lagi menyala. Sabar ya sayang, jangan badmood terus karena handphone juhut itu haha. Aku mulai terbiasa untuk tak selalu merengek meminta kabarmu, karena aku sadar aku harus tumbuh dewasa sekarang. Bukan waktunya untuk merengek mengemis kabar seperti Ayuk yang dulu. Disana kamu sibuk menata masa depanmu, dan disini akupun begitu. Tetap semangat ya, dan jangan lupa bawa setiap kegiatanmu dalam doa..

Dariku, untukmu yang gak jauh-jauh amat..

 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos