Sabtu, 19 Mei 2018

Sepi

Diposting oleh Alda Putri di 21.53
Setiap orang mempunyai kadar kesepiannya sendiri, bahkan ia bisa merasa kesepian ditengah-tengah keramaian hilir mudik dan teriakan anak-anak kecil yang sesekali tertawa. Aku pun begitu dan mencoba belajar menikmatinya sekarang. Aku berjalan sendirian, kesepian memang, tapi aku berusaha melupakan rasa itu. Aku berusaha lebih fokus pada sekelilingku, lingkungan yang sebentar lagi akan kutinggalkan. Tiga tahun hidup di kota ini, sedikit kurang memberikan banyak pelajaran yang mungkin saja tidak kudapatkan kelak...

Jika kita memutuskan untuk memulai hubungan dikarenakan rasa kesepian, kita salah. Kita lupa kalau masih banyak mereka yang tetap merasa kesepian walaupun kekasihnya tak luput mengusap pipinya lembut, dengan senang hati memberikan bahunya untuk tempat mereka menyandarkan kepalanya. Kita lupa kalau rasa kesepian itu kita sendiri yang punya, terkadang tak bisa kita bagi. Jadi kita bisa apa? Berdamailah dengan rasa sepi itu, mencobalah untuk terbiasa...

Sekarang aku memang tengah menikmati benar-benar proses ini, mencoba lebih mandiri kalau memang tak ada dia disampingku. Aku juga mencoba lebih bersabar menunggunya pulang, berharap dia tau rumah mana yang ia datangi untuk pulang. Aku berusaha lebih tegar disini, karena aku yakin ia juga melewati waktu yang tak kalah beratnya disana. Setelah kupikir-pikir, tak ada salahnya hidup sendirian kalau memang pada akhirnya akan bersama...

Kamu yang disana, nyenyak ya tidur di siang bolong? Ibadah terus ya karena tidur sembari puasa? Ingin rasanya berada disana, menyiapkanmu menu bukaan kesukaanmu yang akan memaksa matamu terbuka saat wanginya menyeruak masuk ke dalam kamar. Rasanya rindu kalau mengingat acara masak-memasakku ditemani pelukanmu dari belakang kala itu. Ingin tertawa saja rasanya jika mengingat caramu menaruh dagumu dibahuku yang kemarin sedang mencuci piring yang seabrek-abrek...

Mungkin kemarin aku menangis karena tak kuat jauh darimu, mungkin juga kemarin kamu kewalahan menghadapiku yang terlalu renta kalau dihadapkan dengan absennya dirimu. Sabar ya, inilah aku. Selamat untukmu yang telah memacari perempuan yang selalu memikirkanmu disetiap kegiatannya, perempuan yang mencoba tegar ya walaupun menangis juga karenamu, perempuan yang tak sabar untuk hidup denganmu (10 tahun lagi ya bro)...


NB : Abis ini pasti ada yang bakal ngajuin banding + kasasi gegara kalimat di dalam kurung barusan :P Loveyou honey, missyousomuch :*

0 komentar:

Posting Komentar

 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos