Kelap kelip lampu tidur, kuning keemasan bergantian menyala. Angin semilir berhembus dari ujung kaki ke ubun-ubun. Semuanya berubah, tanpa satu yang pasti...
Semuanya terpendam, ditutupi seulas senyum yang semu. Ibarat hologram, kekiri sedih kekanan muram. Biasanya dia suka bercerita, tetapi kini hanya diam menahan sesak. Ditahannya semua sendiri, seolah dunia tak mau mengerti...
Ia mengetuk pintu, lalu pria miliknya membuka dan tersenyum. Ingat betul kalau lelaki itu membentangkan tangan, berharap seseorang memeluknya. Sayangnya, ia hanya masuk, mengabaikan orang yang biasanya ia puja...
Bingung, mau bersikap apa seolah salah. Mau bersedih, takut dia terbebani. Mau tertawa, tak kuat bermain peran. Munafik, tapi tetap dia bersembunyi. Bersembunyi kemana? Ke lorong buntu tanpa tanda di depannya...
0 komentar:
Posting Komentar