Cerita kita dimulai disini, yang mungkin diawali senyum merona dalam untaian sajak. Aku mungkin tertipu karena senyumanmu, yang selalu kurindukan di tiap malamnya. Kuhitung setiap bintang yang bersembunyi di balik awan, mencari celah untuk bertanya kepada dirimu yang aku sendiri pun tak tahu dimana. Kuhirup udara malam ini dalam-dalam, berharap mampu mengisi sedikit lorong kelam yang tuli karena jeritanku sendiri, mengucapkan kata rindu ribuan kali tanpa henti. Lidah ini tak kunjung kelu karena bergumam, kaki ini tak kunjung mati rasa karena berlutut, bahkan rasa bosanku pun tak berani membantah karena sering meringkuk. Aku beringsut sedetik, untuk melangkah semenit. Aku meraba semenit, untuk menunggu sejam. Aku tertidur sejam, untuk bertemu denganmu esok. Esok, yang ketika hari berganti, sang Esok tetaplah akan menjadi sebuah esok.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar