NP: Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja - Panji Sakti
Kesal karena tidak semua hal bisa diperbaiki.
Kesal karena tidak semua hal bisa dikenang baik.
Kesal karena tidak semua keputusan, tidak membekas..
Jariku kaku, lidahku kelu, otakku merespon terlalu banyak adrenalin diwaktu bersamaan yang belakangan kutau sebagai hipotalamus.
Aku marah, tapi kepada siapa aku curahkan?
Aku kecewa, tapi bagaimana cara menyampaikannya?
Aku sesak, tapi…
Ego rasanya ingin kembali, rasanya ingin memaafkan, rasanya ingin menyentuh. Tapi..
Sebagian diriku yang lain merespon berbeda. Seakan berbisik kalau semuanya telah usai.
Aku yang pengecut ini, malah memutuskan untuk menunda rasa sakit itu. Aku jalani, sambil menyakiti diri sendiri..
Ingin aku teriakkan semuanya kepadanya di versi yang sebelumnya, KENAPA?!
Kenapa bisa berpikir untuk mengambil tindakan yang tidak mengindahkan sebuah remisi.
Lalu, kenapa tidak memaki?, katanya..
Padahal, aku membiarkan diriku hancur, tanpa menariknya..
Pada akhirnya, aku hanyalah manusia cacat, yang tak berhak menerima perasaan.
Aku hanyalah sebuah buatan yang sedang tak menerima alur Tuhan.
Duniaku rupanya semu dan aku adalah pendongeng.
Visiku berwujud fana, tetapi terlalu nirwana.
Rupaku tak tergores, disentuh, hilang….
0 komentar:
Posting Komentar