Akhirnya aku kembali ke flat setelah mata terus-terusan memaksa mengatup sepanjang jalan pulang. Aku telah berjanji untuk kembali mendatangi rumah keluarga Anderson besok saat makan malam, Mr. Anderson sendiri yang akan menjemputku. Aku tak terlalu banyak menceritakan percakapanku dengan mereka, karena isinya tak kurang dan tak lebih hanya mengenai bagaimana Indonesia dan bagaimana bisa aku pindah ke London. Mereka juga menceritakan anaknya yang akan wisuda dua bulan lagi, mata mereka berbinar saat mengucapkan setiap patah kata.
Tanpa menunggu Steph dan Blaire, aku langsung memejamkan mata setelah mengganti bajuku dengan piyama berwarna merah muda. Aku masih tak sanggup untuk menata bawaanku, hanya sempat memasukkan rendang beku titipan Stephanie yang kebetulan berasal dari Jakarta. Kami dulu teman satu jurusan di Universitas Sancakara, salah satu universitas swasta di Yogyakarta, sejak semester satu. Kami hanya terpisah di dua kelas karena aku mengambil konsentrasi Hukum Diplomatik dan Konsuler, sementara dia mengambil Hukum Humaniter Internasional. Sementara, Blaire adalah mahasiswa asal London yang pada saat itu sedang mengambil program Student Exchange di kampusku dan kebetulan aku adalah Buddy-nya. One, two, three, four sheep jump across the clouds, dan aku akhrinya tertidur dengan pulasnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar