Rabu, 04 Maret 2020

Good Evening London! (4)

Diposting oleh Alda Putri di 20.15 0 komentar
Akhirnya aku kembali ke flat setelah mata terus-terusan memaksa mengatup sepanjang jalan pulang. Aku telah berjanji untuk kembali mendatangi rumah keluarga Anderson besok saat makan malam, Mr. Anderson sendiri yang akan menjemputku. Aku tak terlalu banyak menceritakan percakapanku dengan mereka, karena isinya tak kurang dan tak lebih hanya mengenai bagaimana Indonesia dan bagaimana bisa aku pindah ke London. Mereka juga menceritakan anaknya yang akan wisuda dua bulan lagi, mata mereka berbinar saat mengucapkan setiap patah kata.

Tanpa menunggu Steph dan Blaire, aku langsung memejamkan mata setelah mengganti bajuku dengan piyama berwarna merah muda. Aku masih tak sanggup untuk menata bawaanku, hanya sempat memasukkan rendang beku titipan Stephanie yang kebetulan berasal dari Jakarta. Kami dulu teman satu jurusan di Universitas Sancakara, salah satu universitas swasta di Yogyakarta, sejak semester satu. Kami hanya terpisah di dua kelas karena aku mengambil konsentrasi Hukum Diplomatik dan Konsuler, sementara dia mengambil Hukum Humaniter Internasional. Sementara, Blaire adalah mahasiswa asal London yang pada saat itu sedang mengambil program Student Exchange di kampusku dan kebetulan aku adalah Buddy-nya. One, two, three, four sheep jump across the clouds, dan aku akhrinya tertidur dengan pulasnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Derai Hujan di Hari Kamis #MyLifeUpdate12

Diposting oleh Alda Putri di 19.46 0 komentar
NP : Piano Inst

Sudah memasuki bulan Maret, tapi hujan tak kunjung pergi dari persinggahannya. Aku berulang kali kehujanan, baik disaat pergi maupun sepulangnya dari kantor. Tenang saja, aku sudah mempunyai mantel dan payungku sendiri, tetapi rambutku kebasahan terutama di rambut yang paling dekat dengan dahi. Aku juga tengah memutar instrumen piano, The Summer Story is about to Begin katanya..

Aku menyukai hujan, tapi tidak dengan banjirnya Jakarta. Aku baru saja mengalami kebanjiran sampai-sampai aku tidak bisa berangkat ke kantor. Untung saja aku membawa harddisk berisi berkas terupdate tiap harinya, sehingga aku tetap bisa menyelesaikan pekerjaanku di kost. Waktuku untuk memasak menjadi lebih panjang karena aku seharian di kost, terlebih sekarang Mas Fifin juga sudah membawa bekal setiap hari. Aku bertugas memasakkannya makanan untuk makan siang dan malam..

Tak terasa juga kalau sekarang sudah lebih dari setahun aku meninggalkan Yogyakarta, yang artinya aku juga sudah menetap di Jakarta dalam kurun waktu 1 tahun belakangan ini. Semuanya tertinggal di belakang, menjejak sepatah dua patah rekaman yang cuma singgah kalau aku mengundang. Musim hujan seperti ini merupakan favoritku di akhir semester. Aku hanya mengambil tiga kelas kala itu, jadi aku mempunyai banyak waktu untuk menikmati waktu yang tersisa sebelum berpindah..

Belakangan ini, banyak juga orang-orang baik yang kukenal maupun kuketahui, pergi, atau lebih tepatnya sudah berjalan ke arah yang berbeda. Maksudku, meninggal. Lantas, akupun langsung teringat beberapa dari temanku dan orang yang kuketahui yang telah pergi duluan juga. Mereka seperti berhenti, sementara manusia lainnya tetap berjalan. Semua beranjak dari tempatnya, seakan sebuah perpisahan itu adalah hal yang biasa, dan yang tersisa hanyalah, kenangan mereka yang hanya dapat diingat sesekali waktu..

Aku juga, walaupun bukan tentang perpisahan, aku merasa kalau diriku tetap meninggalkan waktu, tempat, dan mereka di belakangku. Mungkin mereka juga berpindah, ya seperti menjauh ke arah yang berlawanan. Teman-temanku juga, pada akhirnya kami berjalan berbeda arah, padahal rasanya kemarin kami seperti tak terpisahkan. Aku sudah semakin berdamai dengan masa lalu, masa dimana aku baru pindah ke Yogyakarta, aku mulai belajar hidup sendiri, berpindah kost, merasa takjub karena memiliki ricecooker mini di dalam kamar, memasak makanan atau membeli di warung-warung langganan, ngemall di sela-sela jam kuliah atau sepulangnya, nongkrong di Starbucks sambil bercengkrama sampai lupa waktu, bolak-balik kampus Babarsari demi bimbingan skripsi, deg-degannya pendadaran, sampai melihat Bapak TU membuka acara wisudaku. Semuanya, berlalu begitu saja..

Sekarang, aku tengah fokus menabung dan belajar karena aku berencana melanjutkan kuliahku ke Kanada di tahun 2023 nanti. Banyak yang harus kupersiapkan, dan banyak yang harus kutinggalkan. Beruntung karena aku memiliki lingkungan kerja yang masih memungkinkanku untuk belajar di sela jam makan siang. Aku memang meninggalkan banyak hal, tetapi aku juga mengejar banyak hal di depan. Aku bersyukur, teramat bersyukur dengan kehidupanku yang sekarang. Walaupun tahun kemarin aku berkali-kali dihajar influenza, but everything that I have is more than bunch of blessings..

Dan akhir dari ini semua, yang selalu kusampaikan ke mereka yang bercengkrama denganku about how life runs lately, yaitu...

"Gue ga pernah tuh punya pikiran pengen ngubah masa lalu gue, like I feel so blessed to have everything I have today. Mungkin ada beberapa hal yang gue sesalkan, but It doesnt make me wanna go back and change my past, cause It will definitely change my future tho. Gue gamau merubah apa yang gue punya sekarang, walaupun demi satu senyuman yang hilang di masa lalu."
 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos