Selasa, 17 Desember 2019

What is Your Greatest Accomplishment? #MyLifeUpdate11

Diposting oleh Alda Putri di 17.14 0 komentar
Karena ini bulan Desember, jadi pengen aja ngepost lebih banyak dari biasanya.

Ini hari Selasa, tanggal 17 Desember 2019. Gak kerasa, sebentar lagi aku sudah 6 bulan bekerja di kantor sekarang. Aku juga sudah 10 bulan diwisuda, bahkan aku sudah 1 tahun lalu menyandang gelar S.H. unofficially hehehe. Time flew, secepat ini mau menuju ke tahun 2020. Makin penasaran sama apa yang bakalan terjadi kedepannya..

Kurang dari dua minggu lagi, aku juga akan pindah ke kost baru. Semoga aja semuanya lancar, gaada halangan berarti. Alhamdulillah, kerjaanku juga lancar, setiap pekerjaan masih bisa diselesaikan. Aku mendapat banyak sekali ilmu disini, beruntung juga karena memiliki atasan dan team yang baik dan mau berbagi ilmu..

Untuk progress mimpi di hidupku, alhamdulillah, tahun 2019 ini merupakan salah satu tahun dengan pencapaian terbesar dalam hidupku. Banyak bucket list jangka pendek dan Panjang yang telah aku gapai, on time. Contohnya, mimpiku untuk wisuda sebelum berumur 21 tahun dengan masa studi tercepat dan cumlaude, tercapai. Malah Allah kasi bonus karena aku meraih IPK tertinggi ke berapa ya di fakultas, ke 4 kalau tidak salah. Walaupun banyak tangis yang dikeluarkan selama masa perkuliahanku (aku sering diancem deportasi sama orang rumah ) akhirnya selesai juga. Aku tak sabar untuk bisa mengambil program master selanjutnya..

Pencapaian kedua, aku bisa magang di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Mungkin aku akan membuat 1 postingan khusus untuk tata cara dan ambiencenya magang disana. Bener-bener pengalaman menyenangkan, bisa bertemu para diplomat yang salah satunya teman SMP mas ku wkwkwkw. Akhirnya kebagian juga lah tap-tap kartu buat masuk gedung kemlu, banyak juga ilmu yang didapat disana. Para staff dan diplomat juga humble huhu, jadi kangen. Tapi salah satu staff disana (bukan diplomat) akhirnya resign juga, dan masuk ke sebuah lawfirm bilangan Kelapa Gading..
Pencapaian ketiga, aku diterima kerja dengan posisi yang aku idam-idamkan, Legal Staff. Aku sempet frustasi banget sih zaman jadi pengangguran kemarin, mungkin karena tiba-tiba gaada kerjaan padahal pas kuliahan itu sibuk banget, kost cuma dijadiin tempat tidur doang. Ambiencenya juga ok, orang-orangnya humble, lingkungan di kantor juga membangun banget..
Pencapaian keempat, aku akhirnya pindah ke kost tertanggal 28 nanti (ini ada di bucket list 2019ku). Gaada penjelasan sih tentang ini, karena kayaknya terkhusus hal ini udah aku jabarin lengkap di beberapa postingan sebelumnya.

Pencapaian kelima, menabung 10 juta sampai akhir tahun. Ya walaupun engga dalam bentuk uang, aku juga berhasil untuk accomplish pencapaian ini.

Cuma ada 1 pencapaian yang sedikit lagi terpenuhi, yaitu loss my weight till 55kgs. SUSAH BANGET YA ALLAH MONANG :” Kadang serba salah karena kalau diet ketat bakalan buat lemes pas kerja, tapi kalau makan banyak bakalan buat perut buncit. Untuk masalah diet ini, kayaknya bakalan aku lakuin dengan cara ganti lauk makan siang dan malam saat ngekost nanti.

Gak lupa kalau aku juga udah mulai set bucket list untuk 2020, semoga aja walaupun lamban, aku tetap bisa memenuhi goals ku. Oh iya, ga lupa aku masukin “masak dimsum ayam” di the next bucket list. Btw, ini udah mau jam 5 dan hujan terus dari jam 2. Semoga sudah reda dan tidak banjir karena aku kudu ke MOI dulu lalu ke Bekasi. Ciao~

Kamis, 05 Desember 2019

I am Better Off #MyLifeUpdate10

Diposting oleh Alda Putri di 23.06 2 komentar
#NP: Wildson, LaKesh Nugent - I am Better Off

Before we talk about the main hot news *tsahh, I just realized that I was written the #MyLifeUpdate series for a year (I started on Dec 2nd last year). Congratulations for myself, I am so proud of me! *apadeh..

Seharian ini kerjaan ada sih ada, tapi engga sepadet kemarin-kemarin. Aku iseng mendengarkan podcast Arief Muhammad nyambi membaca UU PT, dan juga kembali melihat wedding proposal video Arip-Tipang pada saat jam makan siang. Ga kerasa juga sih kalau aku udah ngikutin mereka sekitaran 4 menuju 5 tahun. Dari zaman mereka pacaran dan suka buat vloggg receh, sampai akhirnya menikah dengan acara yang bukan main meriahnya. Taunya, aktivitas kegabutanku ini membuat aku kembali berpikir akan hal yang sebelumnya tidak terpikirkan olehku (atau aku saja yang memilih untuk mengenyampingkan hal ini)...

Sebuah wedding proposal, sebuah pertunangan, sebuah wedding ceremony... haruskah meriah?
Jujur, aku dulu adalah tipikal orang yang pro dengan kepelitan akan sebuah acara pernikahan. Aku hanya ingin menikah, tanpa bermimpi mempunyai acara yang setidaknya cukup untuk dikatakan "menyenangkan"?

Esoknya, tepatnya hari ini (aku menulisnya di 2 hari yang berbeda, karena kemarin keburu pulang) aku juga segera menyelesaikan pekerjaan ketika ada task yang masuk. Dan kembali lagi ke topik sebelumnya...

Sebelum itu, aku juga berpikir akan hidupku belakangan ini. Aku lambat laun mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mulai merasa nyaman. Aku juga mulai berpikir, bukankah tipikal pekerjaan seperti ini merupakan impianku? Aku pun bertukar pikiran dengan mas, dan dia pun setuju dengan apa yang aku katakan. Dari awal dia sudah berpikir kalau aku sudah pas untuk bekerja disini, tetapi ya ada satu dan lain hal yang menurutku masih kurang (tidak perlu kusebutkan disini hehe)..

Suatu saat nanti, aku memang harus keluar dari zona nyamanku. Setidaknya untuk saat ini, aku harus fokus dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Terpikir juga olehku untuk membuka bisnis kecil-kecilan, semoga saja lancar dan terlaksana. Project baru ini rencananya akan mulai berjalan pada awal tahun 2020, konsep dan SOP nya sedang aku pikirkan. Nantinya, untuk hal-hal tertentu akan dibantu oleh mas. Setidaknya hasil dari sini bisa mencover jajan kami berdua hehe, atau kalau memang lancar, bisa membantu kami menabung untuk biaya pernikahan..

Mas Fifin juga mengiyakan kataku, yang mana menyebutkan kalau suatu saat aku harus keluar dari zona nyamanku. Kami memang mempunyai rencana yang lumayan besar, yang pasti akan mengubah seluruh hidup kami jika ini terjadi. Aku lupa, apakah aku sudah menyebutnya di blogku atau belum, tetapi akan kurahasiakan dulu yaa..

Back again to the main topic, beberapa hari lalu, aku sempat berkirim pesan singkat dengan salah satu temanku, yang kurang lebih mempunyai keadaan dan rencana yang sedikit sama denganku serta nantinya ia akan menjadi teman sekamarku. Ya, aku berencana akan pindah ke kost mulai tanggal 28 Desember 2019, memulai semuanya dari awal dengan keputusan mutlak untuk tiap kehidupanku. Aku juga ingin memiliki kehidupan yang bebas aku putuskan dengan pertimbanganku, bukan melulu dikekang padahal aku tak melakukan sesuatu yang salah (tetapi aku selalu seakan 'dituduh' akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kalau aku diberi kebebasan, hal yang sangat aku benci karena aku terbukti bisa memegang janjiku pada saat berkuliah dulu. Menurutku pergaulan dimana saja sama, ada yang negatif ada yang positif, tergantung apa yang kita pilih). Sekian curcolku, kembali lagi ke topik..

Temanku itu, sebut saja B, dia bercerita tentang semua impian yang hendak ia capai bersama pasangannya, termasuk memiliki wedding ceremony yang 'wah'. Mulailah sekelebat pikiran muncul di kepalaku, apakah aku menginginkannya? Hmm... Aku juga ingin dibalut gaun yang indah, pesta yang mengundang banyak orang, rundown yang menarik dan tak terlupakan, serta sekaligus menjadikan moment tersebut menjadi kenanganku dikala tua yang tak akan jenuh membuatku tersenyum. Acara sekali seumur hidup, naif kah? Ya, Insyaallah mas bisa menjadi yang terakhir untukku.

Mulai terpikir olehku, apakah bisa kalau kami menyelenggarakan acara pernikahan hanya di satu tempat, yaitu Jakarta, karena bagaimanapun Jakarta mempunyai peluang yang besar untuk kami tinggali nantinya, atau setidaknya Jakarta merupakan kota yang menjadi saksi kami berproses dan tak ayal kalau banyak teman kami yang berada di sini. Aku ingin juga berjalan dengan balutan gaun yang berkilau beriringan dengan lagu khas jawa. Ya, aku ingin ada alunan lagu khas jawa (gamelan dll maksudnya hehe), terlebih di alun-alunnya (yang nerima tamu itu loh, yang ada pager ayunya) yang tak henti. Acaranya juga aku tak ingin terlalu lama, dan maunya sih acaranya intim, yang artinya kami akan mendatangin tiap meja yang diisi oleh teman atau keluarga yang memang dekat.

Kemarin sepulang kerja juga, sambil motoran dengan mas, aku menyelutuk "10 tahun lagi, kita udah jadi mamak mamak bapak bapak loh. Ga kerasa ya, padahal dulu adek suka mikir, 10 tahun lagi, oh bakalan kuliah, oh bakalan kerja. Sekarang, ga kerasa 10 tahun lagi aja adek bakalan kepala 3." Kami tertawa kala itu, sambil dijawab mas dengan "Oh iyaya? Ga kerasa hahaha". Kami memang punya mimpi besar sekarang, yang rencananya mungkin akan terwujud kurang dari 5 tahun kedepan. Semoga Allah menguatkan kami dan memperlancar rencana kami..

Dan sekarang, after all things we have been through, we have grown stronger than before.  We laugh heartily and cry loudly too, but we believe everything happens for a reason. Moments passed and gave us lots of reasons to tighten our handles. Bismillah, in the name of Allah, we are ready to run throughout the journey. Ciao~

Note: Semua pikiran ini muncul pas aku denger podcastnya Arief Muhammad, go check it out on Spotify.

Selasa, 24 September 2019

Tidurlah dan Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan #MyLifeUpdate9

Diposting oleh Alda Putri di 04.11 0 komentar
Setelah sekian lama, akhirnya aku menyempatkan menulis blog di akhir bulan September ini. Mungkin ada beberapa hal yang ingin kukeluhkesahkan kepada kalian, kalian yang entah siapa aku juga tak tahu. Aku juga ingin berkeluh kesah pada diriku sendiri, yang akan membacanya kembali di masa yang akan datang.

Hari ini, aku baik-baik saja. Hari berjalan sebagaimana mestinya, begitu juga hubunganku dan pekerjaanku. Ngantor-Pulang-Ngantor-Pulang memang menjadi rutinitasku sekarang. Udara pekat di paginya Jakarta sudah menjadi sarapanku, tak lupa sambil memeluk erat punggung jaket Mas dan menghirup dalam-dalam wewangian Mas. Hari-hariku terasa menjadi hari istimewa, karena setiap pagi aku menunggu Mas menjemput untuk berangkat kerja bersama.

Sudah lebih dari 7 bulan aku menetap di Jakarta, 7 bulan selalu bertatap muka dengan Mas setelah hampir setahun setengah LDR. Jam pulang kantor juga menjadi amat istimewa, karena lagi, aku juga bertemu Mas untuk pulang bersama. Hari-hari yang 3 bulan belakangan ini kulalui seperti mimpiku 2 tahun yang lalu, dimana aku masih terbelenggu dalam pekatnya kamar dengan remangnya lampu tidur, menunggunya tengah bekerja untuk pulang. Kini aku juga sudah bekerja, kami sudah siap untuk lebih sering bertemu kedepannya.

10 September 2019, hampir 2 pekan lalu, merupakan hari jadi kami yang kedua tahun. Tak terasa waktu terus saja berlalu, apa yang kami cita-citakan 2 tahun lalu, semakin hari semakin jelas. Memaksa kami untuk mengambil langkah mulai dari sekarang, tak peduli langkah itu kecil atau besar. Pola pikir juga dituntut berubah, dengan kedewasaan yang mungkin kami saja yang dapat merasakan. Tumbuh bersama dan menguat bersama, terkadang kami juga tersandung dan terkilir sehingga salah satu dari kami harus membopong badan berat nan penuh peluh sang pasangan.

Lagu Payung Teduh kini tengah mengalun, menemaniku menulis sambil menunggu Mas menjemput ke kantor. Terkadang, aku yang menjemputnya, karena jarak kantornya ke rumah lebih dekat jika dibandingan dengan kantorku. Terkadang kalau terlambat bangun, dialah yang mengantarku karena jam kerjanya lebih lambat setengah jam dari jam kerjaku. Ya, 5 menit yang lalu Mas baru saja mengabariku bahwa ia tengah menuju kantorku dan mengingatkanku untuk sholat maghrib terlebih dahulu.

Lagu Payung Teduh juga merupakan lagu pertamaku saat pertama mengenal Mas, judulnya Akad. Hehe, manis sekali rasanya kemarin. Mari lupakan obat pahitnya, kita kenang saja cerita bahagianya. Aku selalu menunggu malam sabtu dan malam minggu, menunggu telepon darinya hanya untuk berbincang tak tentu arah. Aku, lebih memilih LDR dan berjalan bareng Mas ketimbang dengan mereka yang dekat dan melempariku seribu satu kata manis. Mungkin berat diawal, tapi kalau aku bisa memutar waktu, dapat kupastikan kalau aku akan berani jatuh kembali dan tetap memilih Mas.

Happy belated 2nd anniversary sayang, I feel blessed to have you rn. Aku siap untuk cerita-cerita kita selanjutnya. Aku amat sangat berterima kasih karena Mas membiarkan aku dan Mas hidup di kehidupan yang aku dan Mas cita-citakan. Terima kasih sudah mengalah dan mengikuti citaku sekarang, aku pastikan kalau mas akan bangga. Untuk setiap doa dan rencana kita kedepannya, aamiinku selalu melantun di setiap akhir kalimatnya. Aku amat tak sabar untuk melalui hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun bareng Mas.

Tak terasa sudah hampir 4 tahun aku menulis di blog ini, ups and downs hidup juga kutumpahkan ke dalam tiap tulisan blog ini. Amat bersyukur akan hobiku ini, yang mungkin tulisanku tak seapik mereka-mereka yang pandai merangkai kata atau lihai dalam berbahasa inggris. Insyaallah, 3 tahun lagi aku bisa bawa mas menetap dan mencoba kehidupan di luar Indonesia, seperti yang mas inginkan sebelumnya. Insyaallah aku bisa merangkul mas untuk merasakan tiap kebahagiaan yang kelak akan aku rasakan. Insyaallah aku bisa membopong mas dikala mas jatuh dan memeluk mas dikala mas perlu kekuatan. Insyaallah 3 tahun lagi kita sudah bisa merasakan salju yang bergulir teruntai di samping jendela kita. Aku amat senang menjadikan mas peran penting di setiap langkah kehidupan kita. 

Aku juga hendak berterima kasih kepada Masku yang selalu mengikutsertakanku dalam setiap keputusan di hidupmu. Aku amat sangat bahagia karena menjadi saksimu tumbuh, berkembang, dan menjadi kian dewasa, sayang. Tawa jenakamu itu yang paling aku kangenin. Terima kasih sudah menungguku tumbuh dewasa, bersabar dengan sifat kekanak-kanakanku dulu sampai sekarang. Terima kasih juga untuk tak henti belajar untuk memperbaiki diri juga. Mas pernah bilang, kalau aku terlalu besar untuk menjadi bagian yang hilang di hidupmu, aku merupakan tujuanmu, dan aku merupakan setengah jiwamu. Mungkin terkesan berlebihan, tapi aku yakin itu benar, karena Mas pun separuh jiwaku, merupakan tujuanku, dan mas akan menjadi bagian yang terlalu besar jika hilang dari hidupku. Adek sayang sama mas, sangat sayang...

Senin, 29 Juli 2019

Akhirnya! #MyLifeUpdate8

Diposting oleh Alda Putri di 08.36 0 komentar
29 Juli 2019, di dalam kamar yang lampunya tengah padam. Sengaja, mau tidur.

Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya kusempatan malam ini menuangkan seribu satu kisah yang kuyakin tak akan muat dalam satu unggahan. Terlalu banyak hal yang telah berubah di hidupku, sampai aku lupa apakah aku sudah memberitahu kepada kalian atau belum.

Mari kita mulai dari perubahan yang pertama, aku sudah bekerja! Bekasi-Jakpus memang butuh tenaga ekstra, belum lagi kejebak macet di kalimalang-tol cililitan 2-matraman. Berulang kali aku mengeluh, tapi aku malu begitu mengetahui kekasihku seharusnya jauh lebih letih daripada aku. Ya, dia berusaha mengantar jemputku mesti harus mengorbankan bensin berliter-liter, polusi, dan letihnya macet jakut-bekasi-jakpus-jakut untuk sekali berangkat kerja, pulangpun harus seperti itu.

Selesai juga cerita LDR ku. Sudah hampir setengah tahun aku menetap di Ibukota, menemani kekasihku yang juga tengah bekerja. Satu langkah hidup kami telah berjalan, meninggalkan langkah lama yang mengabur kelu. Kami sudah mulai tak canggung membicarakan pernikahan, mulai tak pelik beradu argumen tentang rumah yang akan kami tinggali, bersabar menyusun rencana hidup kami, dan bertahan untuk menyusun keuangan sebijaksana mungkin.

Akhirnya pembicaraan tentang suatu pernikahan terdengar sampai telinga kedua orang tua kami, topik yang selalu kami andai-andaikan di tiap malam menjelang kantuk. Tak semudah itu, terlalu banyak yang harus diupayakan. Hanya bisa berikhtiar, berdoa, tawakal karena semakin dihitung semakin cepat waktu berlalu. Mulai memusingkan biaya ini dan itu, tak lupa juga untuk mengingat salah satu cita yang ingin kugapai bersama dia.

Kami berencana pindah dari Indonesia setelah menikah, aku ingin melanjutkan studiku di luar negeri, dengan status sudah menikah. Aku bukannya ingin sok dewasa dan memandang suatu pernikahan itu adalah hal sepele. Aku hanya ingin teman hidup, teman berbagi tanpa mengulas dosa. Ya, makin kesini makin kepikiran kebanyakan dosa yang tertimbun sebelum adanya suatu pernikahan. Sudah mendapatkan pasangan yang kucari selama ini, kuharap dia pun berpikir sama, dan tinggal melengkapi sisa-sisanya. Lama memang, ya hitung-hitung mempersiapkan mental.

Kami belum tahu kemana kami akan tinggal, tetapi tak menutup kemungkinan jika kami tak menetap di sini lagi. Ingin mendapatkan suasana baru, berdua dulu. Belum ada niat langsung punya momongan, untung diaminkan olehnya. Fokus sekarang untuk menimbun pundi dan melaksanakan salah satu ibadah. Insyaallah, kami siap melangkah satu per satu. Bismillah, ya Allah ya Tuhanku, lancarkanlah dan lengkapilah kebahagiaan kami berdua, tuntunlah kami selalu berjalan ke arahmu, tegur kami bila melenceng.

Setiap pulang kerja akan menjadi waktu terberat, sementara sabtu-minggu akan menjadi hari yang ditunggu selagi tak dinas. Tiap malam makan sebakul, beratku naik 2-3 kilo. Sekarang waktunya diet, eh dibeliin martabak coklat tiap pagi. Gorengan juga enak, es kelapa muda malah jadi tongkrongan. Minum kelapa muda di kepala gading.

Mungkin kisah LDRku belum seberapa di banding mereka, cuma 1 tahun 5 bulanan, tapi memang tak ada yang lebih membahagiakan selain pasangan LDR yang akhirnya bermuara dan bertemu, secara terus-menerus. Lega rasanya, yang sebelumnya masih belajar di kampus, sekarang sudah bekerja dari titik terendah. Beruntungnya aku, menjadi saksinya berproses. Kini dia juga tengah menjadi saksiku berproses. Bismillah.

Dulu dia kerja di tgr, tangerang - bekasi, kalau mau ketemu malah gempor duluan di jalan. Gapunya motor, alhasil krl an terus. Kadang grabcar, menguras duit. Kalau sudah di jogja, bertemu sebulan sekali, auto miskin. Bahkan sekarang aku tengah mendengar lagu yang menemani perjalananku dari jogja ke jakarta, menggunakan kereta api. Intuisi, Yura Yunita, lagu sedih tapi aku mendengarkannya dengan hati yang bahagia kala itu. Memang, aku harus menangis bergalon-galon untuk bisa ada di titik ini. 

Ya, dengan ini, genap juga aku meninggalkan kota jogja tanpa rindu. Tapi aku bakalan balik ke jogja, 19-20 oktober nanti. Temanku dan temannya Mas ada yang nikahan. Bulan lalu juga pengen ke jogja, tp tiket di refund karena ga dapet tiket pulang ke jkt. 

Oh iya, aku pengen banget ke seaworld dan tmii, belum kesampean, kata Mas disuruh sabar. Pengen balik ke ancol juga, kangen mantay di pantai ala ala. Sayangnya, agenda bulan ini hanya di kost, hemat. Pengen nonton dua garis biru dan the lion king juga tertunda. Katanya sih nonton minggu ini sepulang kerja, tapi belum pasti.

Jadi, teruntuk calon suamiku yang belum sah (kalo mau sah, tunangan dulu), semangat untuk kita berdua. Semangat memerah keringat dan menabung bersama, ber ikhtiar dan tak lupa selalu bermuara kepadaNya. Adek sayang sama mas, terlalu sayang.

Sabtu, 08 Juni 2019

Bakauheni #MyLifeUpdate7

Diposting oleh Alda Putri di 04.16 0 komentar
Lampung - Serang
Pelabuhan Bakauheni, 8 Juni 2019.

Sepanjang jalan aku hanya mendengarkan lagu, melalui earphone merah mudaku, menunggu kapal bersandar di Pulau Jawa. Tak sengaja terputar lagu Sebuah Kisah Klasik yang dinyanyikan kembali oleh Rendy Panduga, mengajakku menceritakan cerita kita kemarin. Kemarin, 2 tahun yang lalu...

Aku masih ingat, lagu ini mengalun menelisik di tengah jemari yang menggenggam malu. Pertama kali bertemu, langsung bergegas menuju Jatinegara menjemput 2 temanku. Malam sudah larut kala itu, tapi mataku terasa kebas akan rasa kantuk. Jalanan pun sepi, bahkan sanggup mendengar degup jantungku yang terkadang berdetak terkadang tidak..

Aku masih polos kemarin, masih percaya kalau kesempurnaan itu ada. Wah, hariku amat lengkap, bertemu lelaki yang masih kuanggap amat sempurna pula. Kususuri Kota Jakarta yang masih asing, masih kosong tanpa kenangan. Kita isi satu persatu, tempat yang menurutku selalu ramai memekakkan telinga. Bahagia rasanya, tersungguh amat sangat..

Tapi ternyata aku belum mengenalmu sepenuhnya, atau setidaknya belum cukup mengenal gelapmu. Ekspektasiku sungguh tinggi, sampai terkaget-kaget melihatmu. Inginku meraihmu teramat memuncak, sehingga kebas dan ingin melepas. Maka dari itu, setelah beribu kejadian kemarin, aku berhenti menggenggam erat..

Hahaha, aku masih menggenggammu erat sepertinya, tetapi sembari melepas sekena. Mungkin hatiku tak sepanas degup jantungku saat kita mengitari langit Bandung, mengecup perlahan lalu pura-pura lupa, memeluk seerat dan melihat punggungmu kian jauh. Berkali-kali aku melihat pundakmu yang beriringan, kamu, sekarang sudah menjadi lelakiku..

Aku belajar patah hati, lalu bangkit dengan orang yang sama, yaitu hal yang tak pernah kulakukan sebelumnya. Aku selalu kabur jika ditampar, berlari berpindah kota dan berharap kota itu menyimpan lelaki baru yang bisa membahagiakanku. Aku belajar tersapu pasir abu, karena air asin tak mampu mengurainya. Aku, belajar, dengan orang yang sama, sama-sama menyakiti lalu membahagiakan..

Tapi aku bersyukur karena kau telah menemukanku, Tuhan takkan pernah salah. Selalu ada maksud, selalu ada tujuan, dan aku sekarang mulai mengerti mauNya. Mungkin semua ini yang harus kubayar karena pernah menyakiti siapapun itu, sampai aku sadar kalau aku telah kehilangan dia berwindu-windu lalu..

Sekarang, aku, lagi-lagi telah pindah. Pindah ke Ibukota Jakarta yang kemarin sempat kosong, kini terisi. Tak ada satu sudutpun tanpa kenanganmu. Jujur saja, aku masih belum nyaman dengan kota ini. Masih tergerus rasanya hatiku mendengar kota Jogja. Aku rindu, rindu Jogjaku..

Ya beginilah hidup, pertemuan dan perpisahan itu biasa, setidaknya itu kata Mama. Semua membuat kita teguh, mendewasakan, dan memberi ritme. Aku mungkin perlu memutar beberapa kali radioku yang usang untuk menemukan frekuensiku. Aku mungkin perlu jatuh berkali-kali sampai akhirnya aku berdiri di ujung dunia. Apapun itu, aku ikhlas dan siap sakit bahkan patah hati berkali karenamu..

Blog ini ditutup dengan lagu Dialog Hujannya Senar Senja, makin kalutlah pikiranku sekarang. Aku tak bisa menangis lagi, sudah lama hatiku membatu. Hatiku mati rasa akan cerita lalu, karena sudah diobati dengan tawa kita dan kepercayaanku. Mau saja rasanya memberimu sekejap, tapi masih remuk. Semoga waktu kian menyembuhkan kita, karena aku juga cacat..

Aku juga tak lengkap, dan berharap kau lengkapi. Mungkin aku, dan kamu, merasa ketakutan kemarin. Mungkin juga kita masih berlari-lari mencari jati pada diri satu sama lain. Pada akhirnya, sekarang, kita mulai menemukan, alasan kenapa kamu yang terpilih bukannya dia, dan aku yang terpilih bukan lainnya. Aku menunggu, menunggu segala suatu berubah menjadi indah, seperti katamu..

Dengan cinta dan kesetiaanku..

Teruntuk,

Masku yang nyebelin <3

Senin, 22 April 2019

Berkat #MyLifeUpdate6

Diposting oleh Alda Putri di 19.53 0 komentar
23.04.2019
NP : here!

Balik lagi deh si labil ehe ehe..
Ga kerasa ya ternyata aku udah lumayan lama ngeblog disini. Sebelumnya, aku sering ngeblog di blog lama yang aku sendiri sudah lupa linknya apa. Gausah dicari, karna suatu alasan, blog itu udah aku hapus (dan sekarang menyesal -_-). 

Setelah beberapa bulan tinggal di Jakarta, akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
Aku sudah mulai bisa beradaptasi, sudah mulai bisa berdamai dengan kegagalan dan rencana-rencana diluar dugaanku. Sudah mulai terbiasa dengan penolakan dan merasa lebih mandiri aja. Awalnya aku memang sungguh sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, hampir tiap malam kerjaannya menangis terus. Tapi, bismillah, setiap kegiatan kumulai dengan satu kata yang mengandung banyak arti itu, dalam hati aku cuma bisa berusaha dan biarlah Allah yang menentukan. Kun Fayakun, berkat ini aku jadi bisa lebih menikmati hidup...

Gak kerasa yah, persis minggu depan bakalan jadi hari terakhirku magang di kemlu. Banyak banget pelajaran yang aku dapat disini, lebih ke pelajaran bagaimana harus bertingkah laku. Ada yang cerewet tapi ga pernah pelit ilmu, ada yang suka badmood tapi sebenernya baik dan kalo ngobrol nyambung, ada yang gila kalau lagi gaada kerjaan, ada yang baik banget bagi ilmu dari A-Z, sampe ada yang doyan traktir 1 kantor makan...

Awalnya kukira bakalan sulit untuk beradaptasi disini, tapi ternyata engga juga asal kita mau terbuka. Hal ini yang membuatku siap untuk beradaptasi di tempat kerjaku mendatang, dimanapun itu. Kalau ditanya, apa aku menyesal atau tidak pernah magang di sini, jawabannya adalah ENGGAK. Tapi, yaa namanya hidup, terus berjalan. Datang dan pergi adalah hal yang biasa...

Laporan magang juga sudah kuselesaikan jauh-jauh hari, sekarang tinggal fokus menyelesaikan magang sembari nyambi nyari kerja hehe. Alhamdulillah, sekarang juga Mas Fifin udah netap di pekerjaannya (ini aku udah cerita belom ya? Hmm...), sekarang giliranku untuk bergelut puyeng di dunia jobseeker u,u

Oh iya, banyak banget berkat yang aku dapat belakangan ini. Ternyata bener ya, kalau kita bersyukur itu membuat berkat yang kita dapat menjadi lebih nikmat. Kemarin sore, aku baru dapet 1 kotak isi 3 rotinya Holland Bakery ehe. Padahal sebelumnya aku ngira bakalan telat bus pulang kemlu, ditambah lagi sepatuku yang lepas-lepas (ini akibat aku sendiri sih yang desek-desekan di KRL sampe sepatunya peyot huhu). Kemarin itu udah mau marah loh, tapi inget harus sabar, tarik dan buang nafas, bismillah, jalan lagi deh. Sempet lupa nomer plat bus juga, nanya ke bapak-bapak malah dapetnya salah :( Tapi untungnya sih aku nanya lagi ke ibu yang ada di dalem mobil dan ternyata itu bukan bus tujuanku. Setelah aku keluar lagi dan nanya ulang ke bapak-bapak yang sama, akhirnya baru deh dapet busku hehe..

Aku mau berbagi cerita berkatku lagi. Aku emang kebiasaan dulu (sebelum kenal bus kemlu) pulang tuh naik KRL, kejer-kejeran sama KRL yang biasa nyampe jam 16.47. Tapi karna satu dan lain hal, belakangan aku sering ga dapet kereta dan apesnya beberapa hari kemudian, jadwal kereta dipercepat jadi 16.43 (dalem hati dah fix banget gabakalan dapet nih kereta). Beberapa hari itu aku ngedumel terus, pernah juga udah lari-lari ke gerbong, eh gerbongnya nutup :" Sampai satu hari, aku udah pasrah dan ngomong dalam hati "ya Allah, ini udah usaha tercepatku menuju stasiun. Kalau memang Allah biarin aku dapet kereta sepi, aku baru akui Allah itu baik." Iya, sebegitu hancurnya aku karena belakangan ini semua berjalan tidak sesuai rencana..

-------------------------------------------------------------------

Maaf ya, tadi kepotong karna aku kudu kebawah to do girls duty dan nemenin Mbak Nisa beli kopi + roti di Kopdip. Lanjut lagi ya..

Sebelumnya, alasan aku buat naik kereta jam sekian itu karena kereta jam segitu tuh kereta sepi terakhir, kalau telat 1 kereta aja imbasnya dempet-dempetan gila karna udah kena jam pulang kantor di Manggarai. Kalau apes bahkan kereta bakalan penuh di Juanda hmm. Dan akhirnya, bener aja, aku tetep ketinggalan tapi dalam hati cuma nanya "ya Allah, aku ga dapet apa yang aku mau, aku bakalan dapet apa ya?" Dan bener aja, aku dapet kereta yang jaraknya cuma 10 menitan dari kereta sebelumnya, terlebih lagi kereta yang ini sepiii (setidaknya bisa bernapas lah) karena penumpang sebelumnya udah diangkut sama kereta yang kukira bakalan sepi itu. Berkali-kali aku mengucap syukur dalam hati, terkadang apa yang kita kira terbaik ternyata bukan yang terbaik buat kita. Tenang aja, Allah already gave you the best plan in His version..

Hmm, apa lagi ya? Pokoknya banyak banget berkat yang datang ke hidupku setelah aku mencoba berdamai dengan kenyataan. Aku berusaha menjadi pribadi yang lebih bersyukur dan tidak memaksakan diri seperti dulu sih (ya walaupun masih berusaha dan belajar ya, terkadang masih kesel juga sesekali). Di hari ulang tahunku mendatang juga aku gabakalan bisa ketemu sama mas, dia lagi liburan ke Bali. Aku gatau apa sih yang sebenernya sedang dipersiapkan Allah, apakah yang bakalan membahagiakan hatiku atau apakah aku masih harus belajar bersabar lagi. So, I'm waiting for it....

Rabu, 10 April 2019

Rasanya? #MyLifeUpdate5

Diposting oleh Alda Putri di 01.01 0 komentar
NP : Here!

Sebelumnya, aku menulis di blog ini bukan untuk dipersembahkan ke siapa-siapa, bukan juga sebagai panggung muramku. Aku menulis karena terkadang setiap kataku tak tahu siapa yang akan mendengar, tak tahu juga siapa yang membual. Aku menulis karena aku ingin, karena terkadang juga aku merindu akan nuansa lalu, walaupun pahit..

Kali ini maaf ya, tulisannya engga seceria sebelumnya. Aku cuma pengen cerita, ke siapapun itu, tanpa rasa ingin tahu kepada siapa aku bercerita. Aku seharian mencoba untuk tersenyum, walau kebanyakan melamun. Terkadang kupaksa saja diriku, gak pernah diem, biar ga kepikiran. Ya, kali ini terjadi lagi, mungkin aku bakalan ngelewatin hari ulang tahunku sebosan tahun lalu, sendirian. Hal yang paling berat lagi, mas bakalan pergi ke Bali...

Aku suka Bali, hampir semua orang suka dengannya. Rasanya aku memang ingin kembali kesana, rasanya ingin saja kembali kesana dan merutuki diri sendiri semalaman. Aku pernah melakukan salah satu kesalahan terbesarku di Bali, dan aku takut bahwa kesalahan ini akan dilakukan juga olehnya disana, saat aku tak ada dan ia terbawa suasana Baliku. Baliku, yang entah lewat apa bisa ku deskripsikan...

Aku memang punya rencana untuk berlibur kesana berdua dengannya, tapi sepertinya aku harus mengurungkan niatku, mungkin pergi sendirian lebih baik. Dulu, aku pergi kesana untuk meminta maaf atas kesalahanku 6 tahun yang lalu, terhitung dari tahun 2018 semenjak keberangkatanku. Haha, sepertinya aku menjadikan Bali sebagai tempat semenjijikkan itu. Aku selalu menimbun kesalahan-kesalahanku disana, di Bali...

Jadi, sekarang aku memilih untuk mendengarkan lagu yang bisa menenangkan. Rasanya juga sakit ketika membaca bahwa ternyata dia bisa merubah perasaannya terhadapku kalau dia mau. Persetan dengan rasa kesal saat mengucapkannya, dia tak tau bahwa konsekuensinya akan sebesar itu. Aku kembali lagi jatuh, dan mungkin saja dia baru sadar saat kapalku tak dapat berlabuh lagi di tempat pertamanya. Mungkin dia baru sadar nanti, bahwa separuh nyawaku hilang begitu saja setelah membaca pesannya. Mungkin dia baru sadar, saat aku sudah tak dapat menoleh. Akupun tak mau berpikir seperti ini, tapi bahkan aku saja tak bisa mengendalikan perasaanku...

Jadi, disini aku kembali ke titik terendah dalam hidupku. Aku kembali menahan tangis sembari menuangkan cerita ini ke dalam baris demi baris. Aku mungkin harus mulai mengepak barang dan memindahkannya satu demi satu. Aku sudah berusaha mengobati, kulihat percakapan kami tahun lalu, yang masih bisa bercengkrama dan tertawa, terkadang juga pusing menentukan tanggal berapa yang cocok untuk bertemu. Aku tahu perpisahan tak sesakit itu, aku tahu di setiap hujan selalu ada pelangi..

Tapi apakah boleh kalau aku mengatakan, aku tak sanggup melewati hujan sekali lagi dan tak perlu pelangi lain selain kamu? Aku hanya ingin berharap sekali, setidaknya berharap padamu...

Selasa, 26 Maret 2019

Ditampar? #MyLifeUpdate4

Diposting oleh Alda Putri di 01.49 0 komentar
Finally setelah nyempetin ngeblog dan waiting for every milestones I took, ada juga bahan buat ngeblog. If you guys are looking for science blog or something kind of, kayaknya bakalan salah alamat. So before you guys take a mislead step, blog ini isinya cuma curhatanku yang kudedikasikan untuk diriku sendiri.

Hari ini kembali aku ditampar, ditampar oleh Allah dengan segala kebaikan dan keramahannya atas pengampunan yang teramat banyak untuk umat yang sekelasku. I can not explain what exactly thing happened, hanya beberapa orang yang tahu dan suatu saat mungkin saja akan membaca tulisan ini. Indeed, jawaban dari Allah memang terkadang cepat dan terkadang di waktu yang tidak kita sangka-sangka dan sesungguhnya Dia paling tahu kapan waktu yang tepat untuk kita, agar kita bisa belajar.

Pagi ini, aku hanya bisa menangis dan mengucapkan Allahu akbar berkali-kali di dalam hatiku, rasanya campur aduk. Senang dan malu mungkin bisa menjadi satu. Senang, karena hidupku selalu dihujani karunia dan berkatnya. Malu, karena aku selalu menerima dan tak pernah mengikuti perintahNya. Aku disini bukan ingin sok agamais, it depends on how you read it. Tapi kali ini, mari kita lupakan aturan penulisan dan fokus kepada objek yang sedang kita perbincangkan.

Ini sudah memasuki 1 bulan semenjak aku meninggalkan kota istimewaku, Yogyakarta. Aku memasuki fase baru dalam hidupku, batu baru. Setelah itu, semua diserahkan padaku, apakah aku ingin menjadikan batu itu pijakan to gain the next level, or let somebody throw it off. Kehidupanku sungguh berubah drastis, tepat di bulan pertama magangku. Oh iya, aku sedang magang di Kementerian Luar Negeri RI sampai bulan April lohh..

Aku perlahan beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, yang tampaknya mulai menerimaku. Aku mulai akrab dengan mbak-mbak disini, terkhusus Mbak Nisa dan Mbak Lia. Kedua mbak ini memiliki pembawaan yang berbeda menurutku, tapi tak pernah pelit ilmu jika aku cerewet dan sering bertanya. Aku sudah mulai berdamai dengan kota lamaku dan menerima kepindahanku di kota baru, Jakarta, kota yang selalu menjadi tempatku pulang.

Aku memutuskan untuk mengurus berkas kepindahanku, sembari menunggu KTP baru sebagai salah satu warga baru DKI Jakarta hehehe. Petualanganku kembali dimulai, kali ini sudah tak lagi berkutat dengan skripsi. Yang kuhadapi sekarang adalah lingkungan baru dengan segala embel-embel dibelakangnya. Akhirnya juga aku menyelesaikan Bachelor Program sebagai mahasiswa hukum CUM LAUDE, cita-citaku dari awal datang ke kota itu dan kini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang sungguh amat berjasa dalam hidupku. Selamat Ma Pa, kalian telah membesarkan anak yang kini tumbuh dengan sejuta mimpinya. Terima kasih juga atas duit yang mama papa kirim, I have used it wisely.

Di hari wisudaku juga Mas Fifin menyempatkan diri untuk kembali ke Jakarta, ketemu camer katanya, sekaligus abang favoritnya Rachel. Thank you for the second bucket babe, walaupun papa juga nyuruh beli sih (tolong ini papaku sungguh romantis). Aku masih tertawa jika mengingat papaku yang menangis ketika anaknya sedang pelepasan sarjana dengan IPK nomor 5 di kampus, pencapaian bonus yang tak pernah kuduga-duga. Sempat kutanya kenapa Beliau menangis, tapi jawabnya karena sakit mata and I pretty sure he was not.

LDR ku juga telah usai, 1,5 tahun yang cukup buat bete-betean karena kangen. Sekarang pada fokus nyari pundi-pundi, aku juga fokus kerja, pengen banget lanjutin S2. KRL juga sekarang sudah menjadi makanan sehari-hari, naik motor kejauhan nek -_- Aku juga sempat flu super berat sampai harus bed rest 1 minggu sebelum masuk magang dan menyebar ke 1 rumah tanpa terkecuali. Virus anak kost jogja seram katanya -_-

Oh iya, sudah sebulanan ini aku sedang doyan-doyannya sama lagu Alec Benjamin. Coba deh kalian dengerin lagu-lagunya dia, suaranya unik sih menurutku. Berat badanku saat wisuda juga sempat naik 3 kilo, tapi alhamdulillah sekarang sudah kembali normal hohoho. Ngomong-ngomong, udah jamnya pulang nih. Sorry for the imperfect closing, bubayyy~

Kamis, 07 Februari 2019

Ceritaku Sesudahnya #MyLifeUpdate3

Diposting oleh Alda Putri di 21.46 0 komentar
NP : Alec Benjamin - Gotta be a reason

Hari ini adalah hari kesekianku menulis di blog ini, tak terasa sudah memasuki tahun keempatku mencorat-coret tulisan tak tentu. Sampai detik ini aku masih menyayangkan bodohnya aku yang menghapus blog masa SMA-ku hanya karena kebucinan yang membuatku ingin melontarkan sumpah serapah haha..

So sorry if you guys miss me a lot and don't see anything update on my blog. I'm super busy lately cause all stuffs which I can't get rid of. KKN tasks, travelling stuffs, graduation registry, and much more are successfully snatching all my focus. I even can't feel my body which exhausted for long time ago (bahkan sebelum memulai, memikirkannya aja udah buat kepala mau meledak). So here I am...

Beberapa minggu belakangan ini banyak banget hal yang bahkan engga terduga-duga, Allah seakan ga ada henti-hentinya nunjukin kejutan di akhir cerita perkuliahanku (It also means there's lots of story I wanna share to you guys, it maybe will become the long long story tho). Masa KKNku usai sudah, lengkap dengan dramanya yang terbayar dengan nilai A. Aku juga memutuskan untuk wisuda di bulan Februari, dengan masa studi 3 tahun 5 bulan IPK 3.92 (gapapalah ya diumbar, kan udah bisa diliat di mading hehehe) membuatku nangkring di posisi 5 dari 92 wisudawan/ti bulan ini. Pencapaian yang luar biasa besar untukku dan sekarang sepertinya perutku mulai keroncongan. Sebentar ya, aku mau menyeduh ovaltine kiriman auntyku yang super ceriwis tapi ngangenin..

I'm back!
Tadi sampai mana sih? Oh sampe wisudaku ya..

Ya begitulah, time flies inevitably. Tau-tau aku sudah selesai saja, tau-tau aku sudah pindah saja ke Jakarta. Aku berencana bekerja di Jakarta untuk beberapa tahun, sebelum aku melanjutkan master program di luar negeri. Aku sedang sibuk membidik Inggris dan Belanda, walaupun seorang teman lamaku tak hentinya mengajakku untuk pindah saja ke NY (ini alasan dia aja biar setidaknya ada teman satu kotanya disana wkwkwk). Aku juga berencana untuk menggunakan beasiswa kampus saja, ingin benar-benar menjalani hidup yang kubuat. 

Gak lupa juga aku selalu tukar pendapat bareng mas pipin yang alhamdulillah supportable bingbing. Aku setidaknya sempatlah melupakan sedikit tentang rencanaku ini, tapi dia malah ngomong "Sayang gajadi ke LN? Mas pengen loh kesana". Ya kurang lebih begitulah, yang sebenernya tujuannya untuk ngingetin buat aku selalu fokus dengan tujuanku (walaupun senengannya ngajak aku maen ML dan PUBG, bahkan di malam pendadaranku kemarin). He is the one who feel excited to share scholarship information through DM on Instagram, mungkin dia tau kalo aku orangnya memang harus dikipas terus biar obornya ga mati.

Selalu aku bersyukur karena dihadiahi Allah dengan lelaki yang bener-bener tau kelemahanku, kekanakanku. Lelaki yang sebenernya banyak nyebelinnya, tapi mampu saling melengkapi. Terhenyuh banget disaat-saat dia mempersilahkanku untuk mengisi kurangnya dan membuka pikirannya untuk menerima jika saat itu dialah yang perlu dikoreksi (walaupun dia lebih tuwir ye nek). Super bahagia juga saat ia sudah mengerti bagaimana cara jitu buat mengoreksiku dengan kepala yang udah lebih keras daripada ametis bahkan korondum. Pastinya kami juga punya masalah tersendiri, sama seperti pasangan lainnya. Tapi hal yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk tetap selaras. Pasti ada yang dikorbankan, pasti juga ada yang mengalah.

Kemarin juga saat pendaftaran wisuda, ngantongin selendang cum laude tanpa samir (samirnya dikalungin saat pemanggilan katanya) udah sukses ngembangin senyumku tanpa baking powder. Aku memang engga pernah berharap aku memiliki nilai sempurna, aku cuma berharap aku bisa struggle di perkuliahanku. Semester-semester yang kulalui tak sepenuhnya bahagia kok, ada kalanya aku menangis sampe mata bengkak karena hasil semester 6 ku tak seindah perjuangannya (ada diceritakan di postingan sebelum-sebelum ini). 

Tak lupa aku juga pernah aktif bekerja di KPBB (Kantor Pelatihan Bahasa dan Budaya), menjadi sekretaris di BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa), anggota divisi eksternal di AILS (Atma Jaya Yogyakarta International Law Society), dan koordinator divisi akademik di LBM (Lembaga Belajar Mahasiswa). Bagian dari mereka benar-benar ngasi pelajaran yang penting menurutku, disini aku belajar bagaimana sih susahnya untuk berkenalan dengan teamwork yang isinya kepala yang tentunya berbeda isi.

Aku juga kembali bersyukur karena dihadiahi Allah teman-teman yang super dan membuatku terheran-heran di hari pendadaranku. Kami bersembilan, namanya sih "Mukjizat Itu Nyata". Orang lain mungkin mikir kalo isi grupnya pasti ayat alkitab/Al-Qur'an, but guys, the most of our conversation is nyambat dan julid. Kami selalu nyambat kalo lagi kere, mungkin seharusnya nama grupnya itu "Persekutuan Mahasiswa Kere UAJY". Hal yang membuat terharu adalah, gimana cara mereka nyisihin jajan mereka buat menuhin list permohonan pendadaranku yang waktu itu sebenarnya kusebut tanpa ada perasaan serius. Sampai akhirnya aku nanya ke mereka "Ini bucket bunga dari kalian? Bucket keperluan hidup (untuk KKN kata mereka) dari kalian? Balon ini (Di dalam balonnya masih ada 2 balon kecil lagi, ceritanya nyambat ngasal pengen balon kayak gitu karena ngeliat temen dikasi itu juga) dari kalian? Selendang ala ala miss universe ini dari kalian? Flower Crown cetar ulala ini juga dari kalian? Duit darimana? Kalian kan kere". Cuma mau bilang, kalian sukses membuatku benar-benar bahagia hari itu, beneran jadi ratu seharian.

Sampai di Kost, anak-anak kost masih ngasi surprise karena anggota julid kost MUU pecah telor. Masih foto-foto manja dengan segala atribut minus baju pendadarannya yang udah diganti. Temen-temen yang kemarin sempat jauh karena faktor X juga ga lupa ngasi ucapan untukku, benar-benar berkat yang luar biasa. Saat itu, Claudia (kamarnya di depan kamarku) dan Bella masih menungguiku mengganti baju dan makan siang bareng seperti rutinitas kami biasanya. Tiap semester selalu diawali dengan perbincangan dengan 2 sahabatku ini. Di akhir cerita aku baru sadar kalau mereka ternyata menunggu Chocolate Japan Cake-ku yang tadi dibeli oleh duo Manado (Bella + Wahyu). Untuk Wahyu, semangat nek skripsian, kalahkan itu Pak ****. Kalau Bella, otw pendadaran April yaaa!!!!

Gak lama dari itu, tiba-tiba aku ditelpon Gojek, katanya mau ngasi barang. Langsung dong bingung, aku kan ga pernah mesen barang -_-. Nah ini, hal lain yang aku suka dari pacarku, ga tertebak. Dari awal pacaran aku juga ga nyangka kalau bakalan ditembak (elah nembak aldaaaaa) di hari itu, dia juga selalu sukses membuatku terkagum-kagum (dan terbodoh-bodohi) karena hal tak terduga lainnya. Dia ternyata ngirim bucket bunga flanel + boneka + surat ucapan (yang ditulis mbak jualan). Katanya "semoga bunga ini bisa membuat dirimu senang dan bahagia", bunganya masih kusimpan karena gabakalan layu juga wkwkwk. Pas nerimanya, udah nangis kayak anak kecil, bener-bener pengen dia dateng, tapi harus berdamai dengan keadaan dan pekerjaannya. Makasi ya Bella, Claudia, Angel yang udah ngerekamin w nangis-nangis wkwkwkwk. Untuk Angel juga, makasi karena udah ngodein mas pipin pake kata "kak, jarinya ayuk kesepian tuh", tapi dibales "kesepian apanya, kan udah bersepuluh tuh". Adek yang paling nyebelin, tapi paling sayang <3

Untuk Angel lagi nih, sabar-sabar ya, di awal perkuliahan udah mau aku tinggal aja. Salah sendiri nyari temen kating yang udah mau wisuda, ga bisa nemenin u terus dong kalo lagi galau. Jadilah pribadi yang kuat setelah jauh dariku ya, dewasakan dirimu nang. Ada saatnya kita jadi anak kecil, tapi ada saatnya kita dituntut menjadi dewasa. I know well, you are trying to change yourself to become a better one, but you don't have to change your nature to please another. Kamu berubah untuk dirimu, bukan untuk yang lain. Rubahlah hal yang harus dirubah, tapi jangan merubah jati dirimu. Bakalan kangen sama temen julidku..

Pas study visit juga aku diberi kesempatan buat lebih mengenal Dinda, temanku dari semester awal yang selama ini cuma say hello doang. Seneng banget punya temen yang ambisius, semimpi, dan setujuan. Punya cara pandang yang sama, hampir duplikatnya aku. Cuma anak ini lebih hardworker daripada w huhu sedi. Semangat ya Dindaku, bawa semuanya dalam doa. Percaya sama diri kamu sendiri, kejar dunia ini tanpa melupakan Tuhan ya...

Terima kasih juga untuk teman-temanku yang mau nemenin aku buat persiapan wisudaku, dari fitting kebaya nganter kesana kemari. Yang menyediakan tebengan manjalita ulala dan nemenin aku kesana kemari. Yang udah kayak dayang-dayang nemenin aku muterin kota Jogja. Yang juga udah mau nyempetin foto studio bareng sebelum anggota girlbandnya cabut (pecah telor sendirian ceritanya). It will be my prodigious beginning, so happy to have you guys be my side.
 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos