Aku itu pencari kesedihan, paling senang menangis. Aku lebih memilih menikmatinya, tentram rasanya kalau hatiku berdenyut tiap menit. Aku sering bahagia, tapi selalu dibayang-bayangi olehmu...
Hai, sudah lama kita tak bersapa. Apa tulisan ini dapat disebut bersapa, ketika aku bersua dan kau hanya membaca? Aku menikmatinya, kubiarkan engkau memperhatikan dan terjerumus dalam kepura-puraanku. Bingung? Kau tak perlu bingung, tulisan ini memang untukmu. Untukmu yang tak terduga sebelumnya...
Jadi, bagaimana kabarmu? Aku rindu. Kau pasti tau kabarku, kau hanya pura-pura tuli. Biar saja, memang pintaku. Kau sehat? Masih bisa tertawa lepas? Yang paling membuatku penasaran, apakah kilau matamu saat tertawa itu masih sama?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar