Finally setelah nyempetin ngeblog dan waiting for every milestones I took, ada juga bahan buat ngeblog. If you guys are looking for science blog or something kind of, kayaknya bakalan salah alamat. So before you guys take a mislead step, blog ini isinya cuma curhatanku yang kudedikasikan untuk diriku sendiri.
Hari ini kembali aku ditampar, ditampar oleh Allah dengan segala kebaikan dan keramahannya atas pengampunan yang teramat banyak untuk umat yang sekelasku. I can not explain what exactly thing happened, hanya beberapa orang yang tahu dan suatu saat mungkin saja akan membaca tulisan ini. Indeed, jawaban dari Allah memang terkadang cepat dan terkadang di waktu yang tidak kita sangka-sangka dan sesungguhnya Dia paling tahu kapan waktu yang tepat untuk kita, agar kita bisa belajar.
Pagi ini, aku hanya bisa menangis dan mengucapkan Allahu akbar berkali-kali di dalam hatiku, rasanya campur aduk. Senang dan malu mungkin bisa menjadi satu. Senang, karena hidupku selalu dihujani karunia dan berkatnya. Malu, karena aku selalu menerima dan tak pernah mengikuti perintahNya. Aku disini bukan ingin sok agamais, it depends on how you read it. Tapi kali ini, mari kita lupakan aturan penulisan dan fokus kepada objek yang sedang kita perbincangkan.
Ini sudah memasuki 1 bulan semenjak aku meninggalkan kota istimewaku, Yogyakarta. Aku memasuki fase baru dalam hidupku, batu baru. Setelah itu, semua diserahkan padaku, apakah aku ingin menjadikan batu itu pijakan to gain the next level, or let somebody throw it off. Kehidupanku sungguh berubah drastis, tepat di bulan pertama magangku. Oh iya, aku sedang magang di Kementerian Luar Negeri RI sampai bulan April lohh..
Aku perlahan beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, yang tampaknya mulai menerimaku. Aku mulai akrab dengan mbak-mbak disini, terkhusus Mbak Nisa dan Mbak Lia. Kedua mbak ini memiliki pembawaan yang berbeda menurutku, tapi tak pernah pelit ilmu jika aku cerewet dan sering bertanya. Aku sudah mulai berdamai dengan kota lamaku dan menerima kepindahanku di kota baru, Jakarta, kota yang selalu menjadi tempatku pulang.
Aku memutuskan untuk mengurus berkas kepindahanku, sembari menunggu KTP baru sebagai salah satu warga baru DKI Jakarta hehehe. Petualanganku kembali dimulai, kali ini sudah tak lagi berkutat dengan skripsi. Yang kuhadapi sekarang adalah lingkungan baru dengan segala embel-embel dibelakangnya. Akhirnya juga aku menyelesaikan Bachelor Program sebagai mahasiswa hukum CUM LAUDE, cita-citaku dari awal datang ke kota itu dan kini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang sungguh amat berjasa dalam hidupku. Selamat Ma Pa, kalian telah membesarkan anak yang kini tumbuh dengan sejuta mimpinya. Terima kasih juga atas duit yang mama papa kirim, I have used it wisely.
Di hari wisudaku juga Mas Fifin menyempatkan diri untuk kembali ke Jakarta, ketemu camer katanya, sekaligus abang favoritnya Rachel. Thank you for the second bucket babe, walaupun papa juga nyuruh beli sih (tolong ini papaku sungguh romantis). Aku masih tertawa jika mengingat papaku yang menangis ketika anaknya sedang pelepasan sarjana dengan IPK nomor 5 di kampus, pencapaian bonus yang tak pernah kuduga-duga. Sempat kutanya kenapa Beliau menangis, tapi jawabnya karena sakit mata and I pretty sure he was not.
LDR ku juga telah usai, 1,5 tahun yang cukup buat bete-betean karena kangen. Sekarang pada fokus nyari pundi-pundi, aku juga fokus kerja, pengen banget lanjutin S2. KRL juga sekarang sudah menjadi makanan sehari-hari, naik motor kejauhan nek -_- Aku juga sempat flu super berat sampai harus bed rest 1 minggu sebelum masuk magang dan menyebar ke 1 rumah tanpa terkecuali. Virus anak kost jogja seram katanya -_-
Oh iya, sudah sebulanan ini aku sedang doyan-doyannya sama lagu Alec Benjamin. Coba deh kalian dengerin lagu-lagunya dia, suaranya unik sih menurutku. Berat badanku saat wisuda juga sempat naik 3 kilo, tapi alhamdulillah sekarang sudah kembali normal hohoho. Ngomong-ngomong, udah jamnya pulang nih. Sorry for the imperfect closing, bubayyy~
Selasa, 26 Maret 2019
Langganan:
Postingan (Atom)