Senin, 20 Agustus 2018

Kembali, lalu pergi.

Diposting oleh Alda Putri di 08.30 0 komentar
Jadi kemarin, aku sebenarnya menunggu kau kembali. Lebih tepatnya, menunggu dirimu untuk meraihku yang tengah mendekat. Tapi apa? Kau merasa yang paling benar, kau seperti tuan takur yang tengah tertawa di atas ladang miliknya. Semuanya, tak sebercanda itu. Kau biarkan aku kehujanan lalu haus karena cuaca yang tak tentu. Aku sudah kembali dari perantauan yang tak ada hasilnya, tapi kau seakan menganggap kaulah yang paling benar dan pihak yang paling tersakiti. Lantas, aku beranjak dari tempatku semula. Aku merasa kau tak lagi butuh, atau terlalu takut meninggalkan zona nyamanmu. Pada akhirnya, hari ini, aku pergi...

Kamis, 16 Agustus 2018

Mencari Sesuatu?

Diposting oleh Alda Putri di 01.59 0 komentar
Kenapa? Kau berharap mendapatkan sesuatu yang menyenangkan bagimu setelah membuka blog-ku? Sayangnya, tidak. Kau mungkin mengira kau mengenalku, tapi kau belum. Jadi selamat datang di duniaku, yang tak mengitari orbit dan memiliki ribuan kotak berbentuk bundar...




DIYogyakarta, 16 Agustus 2018

Senin, 06 Agustus 2018

August, Time's up! Ciaoo~

Diposting oleh Alda Putri di 11.11 0 komentar
NP : Lovely - Billie Eilish ft. Khalid


Agustusku, beberapa minggu belakangan memang diisi oleh Fifin yang sedang pulang ke Jogja. Kami menyempatkan diri untuk ngalor-ngidul kesana kemari di tiap malamnya, menikmati malam minggu yang beruntun, pengganti malam minggu kemarin yang setiap hari berdoa agar hujan turun. Jadi, disini aku ingin menceritakan beberapa hal yang telah aku lewati dan juga apa yang kurencanakan...

Gempa Lombok memang tak berkesudahan, malah semakin runyam dengan kegaduhan 7SR-nya. Pak Malcom Turnbull pun sudah menawarkan bantuan, begitu yang kutonton. Belum lagi pesawat jatuh di Cali dan teror penembakan di Chicago. Semakin runyam memang, apalagi kota Yogyakarta tercintaku sedang dingin-dinginnya. Sampai pacarku menepikan motornya, memakai jaket dengan zip di belakang, agar tanganku bisa ikut hangat sembari memeluk punggung miliknya, katanya...

Semester yang kuharap menjadi semester terakhirku pun akan dimulai dalam beberapa hari kedepan. Kemarin juga aku baru saja mendaftar kelas IELTS Preparation-ku untuk akhir bulan Agustus. Placementku lumayan, setidaknya aku yang dulu terbata-bata dengan accent yang tak jelas, kini mendapat score setara dengan 5,5. One step closer, insyaAllah aku sudah bisa ikut test untuk bulan Januari akhir atau setidaknya Februari awal...

Aku juga sudah mengunduh aplikasi 7 minutes atas saran pacarku yang tak rela pacarnya masuk gym dan dilirik pria hidung belang (padahal sih kaga ada yang ngeliat -_- dikata pacarnya raisa apayak). Tujuh menit sehari, tapi cukup membuat ngos-ngos an dan mengumpat beberapa kali. Esoknya, pagiku dihadiahi oleh rasa sakit di sekujur tubuh, khususnya perut dan betis. Alhamdulillah, setidaknya aku sudah memulai hidup 'agak' sehat. Disamping itu, beberapa hari ini Fifin selalu mengajak makan malam dengan porsi jumbo. Pak, sehat?

Kalian yang membaca unggahanku sebelumnya, pasti sudah paham bahwa 'masalah' yang selalu menghantuiku beberapa bulan ini sudah menemui titik temu. Legowo, ikhlas. Menyesakkan memang, tapi aku sudah bertekad untuk mengikhlaskan semuanya. Setiap orang pernah berbuat salah, begitupun aku. Mengikhlaskan hal yang tak bisa kumiliki, setidaknya akan mengurangi rasa sakit ini bukan? Sudah cukup semua rasa bersalah kemarin, aku juga berhak hidup bahagia...

Maka, aku sudah berhenti melakukan hal yang membuat keduanya tak nyaman. Agustus ini, sudah setahun berlalu kan? Mungkin ini akan menjadi tulisan terakhir yang kutulis tentangmu. Berbahagialah, akupun begitu. Setahun cukup untukku, untukmu. Berhentilah membuka blogku, aku tahu dari berapa kali kau membuka akun instagramku dan membuka link di dalamnya. Berhentilah melihat kegiatanku, yang kusadar kalau kau mulai kembali memperhatikan disaat aku berhenti. Beberapa minggu ini, I'm officially stop put anything on you...

So, good luck :)
 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos