Selasa, 17 Mei 2016

Infinia

Diposting oleh Alda Putri di 10.01 0 komentar

Untukmu, disana..
Untukku, yang sedang meraih cita..
Untuk kita, yang sudah menjadi cerita didalam nostalgia..

Hai, bagaimana kabarmu?
Aku disini baik, sangat amat baik, tanpamu. Kini aku percaya, kau benar. Kau benar bahwa diluar sana akan ada seseorang yang menemukanku. Kau benar bahwa diluar sama akan ada lelaki yang mencintaiku dengan kedewasaannya, dengan keluarbiasaannya. Kini aku yakin, kau tak pernah salah. Kau tak pernah salah karena pernah hadir di hidupku. Harus kuakui, aku tak pernah berpikir sekalipun untuk memutar waktu kembali bersamamu.

Aku bahagia, walau terkadang nestapa. Kini aku tengah merayap didalam mimpi yang kuuntai, walaupun tak seindah mimpi awalnya. Walaupun urung, kini aku sudah mendapatkan kehidupan baru, suasana baru, dan orang-orang baru. Kisahku tak seperti di novel yang kebanyakan kubaca, walaupun beratmosfer sama. Kisahku tak sedramatis kisah di novel, atau aku yang memang tak mendramatisir kehidupan baruku disini?

Aku bahagia, walau terkadang merindu. Merindukan apa yang kutinggalkan, dan setelah kusadari, aku tak akan pernah dapat memutar ulang kembali lagi nuansa yang tercipta. Aku tak merindukanmu, aku hanya merindukan kehidupanku. Aku terlalu sibuk menuang air kesedihan tanpa menghiraukan rangkulan bayangan, dan kini semua berubah menjadi air rindu.

Rindu itu memudar menjadi raungan. Raungan yang kini kusadari tak akan berarti lagi. Raungan yang tak akan mengembalikan apapun.

Bukankah merindu adalah sebuah harmoni nestapa yang menyesakkan? Harmoni yang terselip di antara dentingan nada, yang dapat mengapit hati dengan kemuramannya.

 

Signatures of Blossom Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos